Salju

Daun Berjatuhan

Selamat Datang

Selamat Datang di Danny's Blog. Semoga bermanfaat......

Like

Monday, December 9, 2013

Makna dan Tujuan Hidup



A. Makna dan Tujuan Hidup
            Kehidupan ini mempunyai seribu satu arti dan makna. Kehidupan ini tidak semudah yang disangka oleh golongan yang sambil lalu dan tidak sesusah yang disangka oleh golongan yang tamak dan bergantung kepada dirinya semata-mata. Manusia yang lalai dari hakikat dirinya yang sekedar seorang hamba kepada Tuhannya, secara tidak langsung akan menghadapi kesulitan dalam berinteraksi dengan kehidupan itu sendiri, ini karena apa yang dicari hanyalah kepuasan nafsu diri, kelezatan yang memberi manfaat kepada kepentingan diri sendiri tanpa menghayati makna kehidupan yang lebih sempurna.
            Hidup untuk mempersembahkan segala yang terbaik yaitu yang bermakna untuk dunia dan berarti untuk akhirat, bukan mudah untuk mewujudkan kata-kata tersebut, tidak semudah untuk mengetik huruf-huruf dan bersatu menjadi rangkaian kalimat yang indah. Seringnya yang terjadi pincang, bilamana terbaik untuk dunia, rupanya tidak demikian untuk akhirat. Juga bila dirasakan terbaik untuk akhirat, hal-hal dunia tidak, perlu mempersembahkan yang terbaik apa jua yang diperbuat, karena dunia hanya bersifat sementara, kebermaknaan kehidupan dunia adalah kelangsungan yang berarti untuk akhirat yang kekal abadi. Untuk menjadi insan yang dapat mempersambahkan yang terbaik tidak memerlukan hal yang bagus-bagus belaka, juga tidak memerlukan pengorbanan yang begitu besar karena hakikatnya manusia penuh dengan kepincangan, hanya perlu satu tekad dan sejumlah istiqamah, lantaran bila ada kedua intipati ini segala hal akan menghasilkan yang terbaik untuk dunia dan akhirat.
            Hidup ibarat suatu pelajaran, ia bermula tanpa pernah dipinta dan akan berakhir dengan tanpa pernah diduga. Dibalik sebuah perjalanan yang bernama kehidupan, ada sebuah pengertian yang perlu dihayati, dan sebuah tujuan hakiki yang perlu dilaksanakan. Orang yang hidup tanpa memahami hakikat kehidupan sebenarnya akan tersiksa dalam menanggung onak dan duri dalam kehidupan ini dan jiwanya akan merasa kosong. Hidup dalam sebuah kehidupan yang penuh kepalsuan dan kesamaran akan mati dalam sebuah kematian yang penuh dengan penyesalan. Dalam hidup ini tujuan hidup merupakan suatu intipati yang amat penting, seseorang yang hidup tanpa tujuan bukan saja akan merasa kekosongan, tetapi juga merasakan kesamaran dan terus merasakan kerugian dengan usia dirinya sendiri.
            Hidup ini juga berupa pilihan. Karena dalam hidup sangat banyak pilihan jalan yang akan kita pilih. Jalan usaha dan bekerja keras untuk kesuksesan atau jalan berpangku tangan meuju keterpurukan. Selain itu terdapat orientasi pilihan lain yaitu pilihan untuk Jalan menuju kebahagiaan hakiki yaitu akhirat atau jalan kebahagiaan yang fana di dunia. 

B. Berbagai Pandangan Golongan Terhadap Makna dan Tujuan Hidup
Menurut pandangan Frankl ( 1970 ) makna hidup harus dilihat sebagai suatu yang sangat objektif karena berkaitan dengan hubungan individu dengan pengalamannya dalam dunia ini, meskipun makna hidup itu sendiri sebenarnya suatu yang objektif, artinya benar-benar ada dan dialami dalam kehidupan.

Frankl ( 1985 ) menyebutkan bahwa makna hidup sebagai sesuatu hal yang bersifat personal, dan bisa berubah seiring berjalanya waktu maupun perubahan situasi dalam kehidupannya. Individu seolah-olah ditanya apa makna hidupnya pada setiap waktu maupun situasi dan kemudian harus mempertanggungjawabkan.

Menurut (Bastaman, 1996 ) pengertian makna hidup sama artinya dengan tujuan hidup yaitu segala sesuatu yang ingin dicapai dan dipenuhi.

Berdasarkan uraian dia atas maka dapat disimpulkan bahwa makna hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga layak dijadikan tujuan hidup.

Karakteristik Makna Hidup
Karakteristik makna hidup menurut Bastaman (1996) antara lain :
      a.       Makna hidup sifatnya unik, pribadi dan temporer
Artinya apa yang dianggap berarti bagi seseorang  belum tentu berarti pula bagi orang lain. Demikian pula hal-hal yang dianggap penting dapat berubah dari waktu ke waktu.
                        b.       Kongkrit dan spesifik
Yakni makna hidup dapat ditemukan dalam penglaman dan kehidupan sehari-hari, serta tidak usah selalu dikaitkan dengan hal-hal yang serba abstrak filosofis dan idealis atau kreativitas dan prestasi akademis yang serba menakjubkan. 
c.       Memberi pedoman dan arah
Artinya makna hidup yang ditemukan oleh seseorang akan memberikan pedoman dan arah terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukannya sehingga makna hidup seakan-akan menantang ( challenging ) dan mengundang (inviting) seseorang untuk memenuhinya.[1]
    
C.  Makna dan Tujuan Hidup Muslim Berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits
            Al Quran dan hadits untuk menemukan makna hidup yang sebenarnya. Berikut adalah beberapa pemahaman inti tentang makna hidup.
1. Hidup Adalah Ibadah
Pada intinya, arti hidup dalam Islam ialah ibadah. Keberadaan kita dunia ini tiada lain hanyalah untuk beribadah kepada Allah. Makna ibadah yang dimaksud tentu saja pengertian ibadah yang benar, bukan berarti hanya shalat, puasa, zakat, dan haji saja, tetapi ibadah dalam setiap aspek kehidupan kita.
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS Adz Dzaariyaat:56)
Hadits riwayat Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasa’i dan Ahmad:

عَنْ أبِى هُرَيْرَة (ر) أنَّ رَسُول الله .صَ. قَالَ: إذَا مَاتَ الإنسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ:
صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ اَو عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ, اَووَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُولَهُ (رواه ابو داود)

“Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal: Sedekah jariyah atau ilmu yang bermanfaat sesudahnya atau anak yang shalih yang mendo’akannya”.

2. Hidup Adalah Ujian
Allah berfirman dalam QS Al Mulk [67] : 2 yang terjemahnya,
(ALLAH) yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.


Allah akan menguji manusia melalui hal-hal sebagai berikut sesuai dengan QS Al Baqarah [2]:155-156 sbb,
dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”.”
Hadits yang menjelaskan yaitu            :
Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah. (HR. Tirmidzi)[2]

3. Kehidupan di Akhirat Lebih Baik dibanding Kehidupan di Dunia
Dalam QS Ali ‘Imran [3]:14, “ dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).“
QS Adh Dhuha [93]:4, “dan sesungguhnya hari kemudian (akhirat) itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan).”

4. Hidup Adalah Sementara
Dalam QS Al Mu’min [40]:39, Allah berfirman, “Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.“
Dalam QS Al Anbiyaa [21]:35, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.[3]

Adapun sabda Rasulullah SAW. :
“ Tidaklah aku tinggal di dunia melainkan seperti musyafir yang berteduh di bawah pohon dan beristirahat lalu musyafir tersebut pergi meninggalkannya” (HR. Tirmidzi).[4]


[1] Frank dan Bastaman, The Meaning of Life, Gramedia : Jakarta, 2002
[2] Syeikh Maulana Muhammad Zakariyya Al-khandhalawi, Fadhilah A’mal, Pustaka Ramadhan:Bandung
[3] Hamka, Pandangan Hidup Muslim, hlm. 111-117
[4] Drs. H. Moh. Rifa’I, 300 hadits Bekal Da’wah dan Pembina Pribadi Muslim, Wicaksana:Semarang, 1996

No comments:

Post a Comment